Rabu, 15 Oktober 2014 , 00:10:00
WAMENA-Dua kelompok warga di Wamena, Jayawijaya terlibat bentrok,
Senin (13/10) malam. Akibatnya, seorang warga bernama Yuwedek Hubi (39)
meninggal dunia dengan enam tusukan dan dua luka panah.
Selain itu, sebanyak lima unit rumah dan dua unit sepeda motor juga
dibakar massa. Bahkan massa juga merusak Kantor Kampung Dokopku Distrik
Hubikiak dan juga merusak delapan unit sepeda motor.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua, Kombes Pol
Sulistyo Pudjo Hartono kepada wartawan Selasa (14/10) mengatakan bahwa
bentrok antar warga tersebut disebabkan oleh kasus kecelakaan lalu
lintas di sebuah taksi yang dikemudikan oleh penduduk setempat, dan
membawa korban yang juga warga setempat.
“Kecelakaan lalu lintas ini terjadi pada 11 Oktober 2014 di Distrik
Kurulu yang menyebabkan salah seorang warga bernama Pandiwen Kogoya
meninggal dunia karena terhimpit mobil taksi. Karena penyelesaian
masalah belum tuntas, sehingga pada Senin (13/10) Kapolsekta Wamena
Kompol Mathias Mabel bersama Kepala Kampung Dokopku, Vincent Huby
memberikan arahan terhadap korban laka lantas,” sambungnya.
Pemberian arahan itu sendiri diselenggarakan di belakang Hotel Honay
Resort hingga terjadilah kesepakatan dari korban untuk tidak
terprovokasi dan tidak melakukan penyerangan terhadap pihak pelaku
kecelakaan lalu lintas itu. Setelah ada kesepakatan, Kapolsek kemudain
meninggalkan lokasi menuju ke pihak pelaku laka lantas untuk memberikan
arahan yang sama.
“Kemudian ada oknum dari pihak keluarga korban melakukan penyerangan
terhadap Kapolsekta Wamena dengan menggunakan anak panah hingga mengenai
punggungnya sebelah kiri. Nah malam harinya (Senin, 13/10), atau
informasinya pukul 18.00, pihak keluarga korban melakukan penyerangan
hingga ada korban yang meninggal, disertai pembakaran rumah dan
lainnya,” papar Kabidhumas.
Akibat penyerangan itu, selain menimbulkan korban meninggal, sebanyak
lima unit rumah dan dua unit sepeda motor dibakar. Bahkan Kantor Desa
Dokopku dan delapan unit sepeda motor dirusak.
Kabidhumas menegaskan pihaknya telah bekerja sama dengan Tni, Pemda,
dan tokoh-tokoh masyarakat untuk dapat mengendalikan situasi agar
konflik jangan sampai meluas.
Sementara itu, Kapolres Jayawijaya, AKBP Adolf R. Beay, SE meminta
kepada masyarakat Jayawijaya untuk tidak terprovokasi dengan kasus
Lakalantas yang terjadi di Kurulu, Sabtu (11/10), lalu.
 Pertikaian
dua kelompok masyarakat terjadi pada Senin itu karena berawal dari
kejadian lakalantas pada Sabtu, lalu yang mengakibatkan salah seorang
berinisial WK meninggal dunia.
 Menurut Kapolres, insiden Lakalantas
itu bukan ada unsur kesengajaan tetapi memang kenyataan bahwa ditabrak
karena lalai. “WK ini meningal karena terjepit ketika sopir hendak putar
mobil untuk
kembali ke Wamena dari Kurulu. Setelah putar mobil
belakangnya masuk ke parit. Sopir perintahan WK yang merupakan kodektur
untuk cari batu untuk ganjal tapi tidak dapat,” paparnya.
 Karena tak
dapat, kondektur pun ke belakang mobil dan di situ tidak ada informasi
kepada sopir bahwa kondektur ini ada di belakang. Akhirnya, sopir
memutuskan untuk kasih masuk gigi. “Begitu masuk gigi langsung kan
seperti free, sehingga mobil mundur dan masuk parit dan si kondektur ini
ada di belakang mobil sehingga dia terjepit antara pagar dan mobil,”
tukasnya.
 Untuk penyelesaian kasus ini, sebelum pemakaman ada
kesepakatan untuk pada Senin (13/10) diselesaikan secara adat di Polres.
“Sehingga permasalahan ini ditindaklanjuti oleh Kapolsek Wamena Kota
Kompol Wim Mathias Mabel beserta kepala kampung Dokopku dengan
memberikan arahan terhadap pihak korban lakalantas yang berada di
belakang hotel Honai Resort itu,” jelasnya.
 Setelah ada kesepakatan
dengan korban, Kapolsek Wamena Kota selanjutnya memeberikan arahan yang
sama kepada kubu pelaku laka lantas.
 “Namun pihak korban melakukan
penyerangan terhadap Kapolsek Wamena dengan menggunakan anak panah
sebanyak satu kali dan mengenai punggung sebelah kiri,” katanya.
Dampak dari kejadian itu sekitar pukul 17.30 WIT terjadi pertikaian
lagi yang menyebabkan 1 korban jiwa, dan 5 unit rumah dan 2 unit motor
dibakar. “Termasuk Kantor Desa Dokopku Distrik Hubikiak dan 8 unit
motor juga dirusak. Saat ini kejadian dapat dikendalikan oleh Polres
Jayawijaya,”
tukasnya.
 Hingga saat ini, kata Kapolres, situasi di
lapangan sudah kondusif walaupun beberapa kelompok masyarakat masih
kumpul di beberapa titik. “Himbaun kami kepada 2 kelompok yang bertikai
bahwa lakalantas itu bukan ada unsur kesengajaan tetapi memang kenyataan
bahwa ditabrak karena lalai,” katanya.
 Oleh karena itu, Kapolres
menghimbau untuk tidak anarkis dan terpengaruh dengan situasi karena
murni laka lantas bukan disengaja. (lay/rib/fud)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar