JAYAPURA - Usai bencana banjir kiriman dari gunung yang membawa material berupa lumpur dan pasir bahkan bebatuan pada Sabtu (25/2) lalu, sepekan berselang kini menyisakan permasalahan baru bagi pengguna jalan, khususnya para pengendara sepeda motor.
Pasalnya, saat ini debu dari sisa lumpur, menimbulkan polusi udara yang sangat mengganggu pernapasan, apalagi jika cuaca sedang terik matahari, menjadikan masyarakat pilih memakai masker untuk meminimalisir dampak dari debu yang mencemari udara di sekitar Kota Jayapura.
Apotik yang menjual masker pun banyak menerima konsumen yang mencari masker. Salah satunya adalah Apotik Murah di Taman Imbi Jayapura.
“Iya pasca banjir penjualan masker meroket dalam sehari bisa terjual hingga 4 box atau sekitar 280 picis dibanding hari biasa sebelum bencana banjir per hari hanya 6-8 picis,” tutur Dhimas, staf umum Apotik Murah saat disambangi Bintang Papua (1/3) kemarin di Jayapura.
Dijelaskan, meningkatnya penjualan masker dalam tiga hari belakangan ini, dikarenakan polusi udara yang disebabkan sisa material banjir berupa lumpur sangat mengganggu pengendara motor maupun pejalan kaki, sehingga untuk menghindari penyakit yang disebabkan debu, seperti batuk dan sesak nafas harus melindungi diri dengan mengenakan masker.
“Bahkan ada yang borong, seperti instansi pemerintah maupun swasta yang sedang melakukan kerja bhakti,” terang Dhimas.
Diakui, meski penjualan meroket dan masker saat ini menjadi barang yang banyak dicari, namun harga tidak ada kenaikan, yakni masih standart, yaitu Rp 2 ribu/pcs. Sedangkan per box isi 70 pcs, masker berbahan kain kasa halus dihargai Rp 126 ribu/box.
“Sejauh ini stok yang tersedia aman jadi masyarakat ataupun pengendara motor yang membutuhkan masker tidak perlu khawatir, tinggal datang saja di sini,” imbuhnya.
Sementara itu, pemilik Apotek Pelita Jaya Farma yang namanya enggan dikorankan mengakui,untuk penjualan masker stabil saja tidak ada peningkatan pasca banjir melanda.
Menurutnya hal itu disebabkan karena lokasi Apotek jauh dari pusat bencana banjir, dan masyarakat kemungkinan yang membutuhkan masker lebih memilih akses terdekat seperti di seputar kota dan sekitarnnya .
“Lain halnya waktu lokasi Entrop dulu sering banjir penjualan masker sering mengalami kenaikan usai bajir, karena polusi udara yang semakin tinggi karena debu,” tukasnya. (ady/aj/lo2)