Rabu, 22 Oktober 2014

Peranan Keagamaan Sangat Besar Dalam Pembangunan di Papua

Rabu, 22 Oktober 2014 11:39

Peranan Keagamaan Sangat Besar Dalam Pembangunan di Papua

100 Umat Tuhan Akhiri Pelatihan di Solo

Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Provinsi Papua, Naftali Yogi saat menyerahkan Sertifikat Pelatihan secara simbolis kepada dua perwakilan peserta JAYAPURA - Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH., yang diwakili Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Papua, Naftali Yogi secara resmi menutup acara Pelatihan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Bagi Kelompok Usaha Mikro Dampingan LPKP Provinsi Papua di Kota Solo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu, (18/10). Acara yang diikuti 100 umat Tuhan ini berlangsung selama 1 minggu.
  Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekda Provinsi Papua, Naftali Yogi, mengatakan, visi Pemerintah Provinsi Papua dalam masa kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe, S.IP, MH., dan Wakil Gubernur Klemen Tinal, SE., MM., lembaga keagamaan mempunyai peranan yang cukup besar, karena lembaga keagamaan bermitra dengan Pemerintah Provinsi Papua
  Oleh karena itu, Gubernur Lukas Enembe, S.IP, MH., mempunyai sebuah kebijakan bagaimana agama di Tanah Papua ini, terutama umatnya di berdayakan. Dengan demikian, kebijakan Gubernur Lukas Enembe dari dana Otsus 80 persen bagi kabupaten/kota, dan 20 persen untuk Provinsi Papua, yang dari 20 persen ini diperuntukan untuk pembangunan keagamaan.

  Dari anggaran Otsus 20 persen itu akan mengalir pada dua pos, pos yang pertama dikelola untuk para pimpinan lembaga keagamaan di Papua (Protestan, Katolik, Islam, Hindu dan Budha), dan pos yang satunya dikelola oleh Lembaga Pemberdayaan Keagamaan Papua (LPKP) yang dibentuk atas kebijakan Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH.
  Pada kesempatan yang baik ini, Pemerintah Provinsi Papua menyampaikan apresiasi atas tindakan aksi langkah kongkrit yang telah dilakukan oleh LPKP, dimana sejumlah umat Tuhan dari dedominasi gereja di Tanah Papua datang ke Solo ini selama satu minggu ini dilatih keterampilan usaha.   
  Ditegaskannya, diantara sekian juta umat Tuhan di Tanah Papua, hanya 100 peserta yang diberikan kesempatan untuk dilatih, maka dari itu 100 peserta pelatihan ini mempunyai tanggungjawab yang cukup besar, karena nantinya menterjemahkan/mengaplikasikan keterampilan yang sudah didapatkan di Solo ini di Papua baik secara pribadi, kelompok dan jemaat secara luas.
  “Semua keterampilan yang sudah diajarkan harus dimengerti dan dihayati betul, lalu diimplementasikan,” ungkapnya saat kepada Bintang Papua usai menutup kegiatan Pelatihan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Bagi Kelompok Usaha Mikro Dampingan LPKP Provinsi Papua di Aston Solo, Kota Solo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.
   Dirinya mengharapkan supaya kedepannya LPKP tetap bekerjasama dengan YIS ini dilanjutkan, karena waktu pelatihan ini terlalu singkat sekali, dan kedepannya dana ke LPKP ditambah lagi. Sebab kegiatan pemberdayaan umat ini sangat penting.
  Disini, Biro Kesra terus berjuang untuk kepentingan umat di Tanah Papua, dan sekarang ini sedang berusaha berjuang agar lembaga keagamaan di Tanah Papua ini terus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah. Memang selama ini ada perhatian pemerintah, tapi tidak begitu serius, baik itu fisiknya, peningkatan SDM Theologia yang tidak ditingkatkan, karena itu tergantung dari derma umat, sehingga hanya satu dua orang tenaga Theologia saja yang sekolah kembali untuk tingkatkan SDM nya.
  Maka dari itu Biro Kesra perjuangkan, mulai Tahun 2015 ada perhatian dari Pemerintah Provinsi Papua, supaya bagaimana pemberdayaan keagamaan di Tanah Papua menjadi tanggungjawab Biro Kesra pada Bidang Bina Mental Spiritual akan terus di back up, termasuk yang lebih khusus, karena LPKP ini sasarannya ke umat Tuhan, yang nantinya ada tiga pendekatan program yang di lakukan diantaranya SDM, pemberdayaan ekonomi umat, dan apalagi perbaikan kualitas kesehatan di Tanah Papua.
  “Ini hal serius dan kami fokus untuk perhatikan pemberdayaan umat yang dilaksanakan melalui LPKP ini,” imbuhnya.
  Diharapkan pula agar ilmu yang didapat pada peserta, agar peserta jangan gunakan untuk pribadi dan keluarga saja, tetapi juga digunakan untuk kepentingan banyak orang, karena 100 peserta yang ikut awal dari kegiatan ini adalah pionir pembangunan di Tanah Papua. Tuhan pasti menjawab, apa yang menjadi mimpi pasti terjawab kedepannya.
  Ditempat yang sama, Direktur Eksekutif YIS, menandaskan, mari kita mementaskan mitos yang sering kita dengar bahwa orang Papua tidak bisa melakukan usaha. Mitos itu kami tidak yakin, karena ini dibuktikan dengan hadirnya 100 peserta ikut pelatihan di Solo, dan ini adalah orang-orang yang hebat yang siap menjalankan usaha di Papua.
  YIS sendiri siap untuk meindaklanjuti apa yang diharapkan Pemerintah Provinsi Papua dengan membangun komunikasi bersama LPKP untuk merancang program yang lebih baik lagi sesuai dengan kondisi di Tanah Papua, sehingga visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera bisa terwujud melalui usaha-usaha ekonomi mikro.
  “Kami harapkan peserta pelatihan dapat menularkan ke umat Tuhan lainnya. Ini supaya visi Papua Bangkit, Mandiri dan Sejahtera dapat terwujud. Yakni rakyat Papua bangkit dari keterbelakangan, bangkit dari kekurangan ketrampilan dan lainnya yang kemudian bisa mandiri dan sejahtera dan mampu membangun kemitraan usaha dengan pihak lain,” tukasnya.(Nls/don/l03/par)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar