Senin, 06 Oktober 2014

Rinada Dianggap Doyan Umbar Kelainan Seks Suami


Senin, 06 Oktober 2014 , 16:45:00

Rinada Dianggap Doyan Umbar Kelainan Seks Suami. JPNN.com
Rinada Dianggap Doyan Umbar Kelainan Seks Suami. JPNN.com
Rinada Septiana makin aktif bergerilya meyakinkan dirinya hanyalah korban, bukan sekadar “pemeran” dalam video mesum “PNS Cantik Kota Bandung Mesum”. Selain mengumbar kelainan seks, Rinada juga mempolisikan Yurel, eks suami yang menjadi lawan mainnya di video tersebut.
Menurut Rinada, Yurel, bertindak sebagai sutradara ketika dirinya diarahkan dengan adegan-adegan mesum. Yurel juga bertindak sebagai kameramen karena yang mem­persiapkan kamera dan tripod untuk mengambil gambar.
“Saya korban dari skenario busuk mantan suami saya, Yurel. Selama ini pemberitaan memojokan saya, saya menjelaskan ini Yurel yang sebenarnya,” kata Rinada di Jakarta seperti yang dilansir RM Online (Grup JPNN.com), Senin (6/10).
Penyanyi yang pernah dinaungi Ariel NOAH ini didampingi kuasa hukumnya Fery Juan dan Priyagus telah melaporkan Yurel ke Polrestabes Bandung dengan no laporan LP/1973/IX/2014/Polrestabes dengan dugaan melanggar Pasal UU No 44 Tahun 2008 tentang pornografi dan UU No 11 Tahun 2008 tentang ITE pada 26 September lalu.
Rinada pun meminta agar kepolisian menaikkan status Yurel menjadi tersangka. Pasalnya, tak mungkin potongan gambar mesum itu beredar jika bukan dari tangan Yurel sendiri. Mantan istri Andhika “The Titans” itu juga minta Yurel segera ditahan.
Kembali menjelaskan, Rinada langsung meminta Yurel menghapus video seksnya usai melakukan hubungan intim. Tak mudah baginya ketika meminta Yurel menghapus rekaman tersebut. Ia harus melakukan pukul-pukulan dengan Yurel ketika itu.
Sifat kasar dan aneh itu yang akhirnya membuat Rinada memutuskan pernikahan pada 2013. Namun, Yurel sering kali mengancam Rinada dengan memberikan gambar-gambar seram.
“Nama band saya Rockmantic ditulis dengan lumuran darah. Memberikan gambar pistol berdarah. Hati berdarah, mayat dan kain kafan seolah-olah dia ingin mati dengan saya,” kata Rinada.
 Ia juga mengaku pernah melihat video Yurel beradegan seks yang tidak biasa dengan perempuan lain, salah satu fan bandnya.
“Saya pernah lihat video satu perempuan dari grupis yang memang ngefans, itu mainnya di kampus dengan tangan diikat dan dipecut-pecut,” kata Rinada.
“Dia kalau main pindah-pindah lokasinya, di cafe, di kosannya dia juga,” lanjut pemilik album Undangan Bertinta Emas, Suka Sama Suka, Bintang dan Cinta Yang Hilang ini.
Tapi sebelumnya, Yurel membantah pernyataan mantan istrinya yang mengatakan video itu dibuat dengan paksaan, antara lain dengan cara tangan Rinada diikat.
“Kami melakukannya tanpa ada ke­terpaksaan, sadar melakukannya sebagai kepuasan pribadi dan untuk konsumsi pribadi. Soal ikat itu emang bagian dari skenario. Itu ikat rambut yang saya kaitkan ditangannya, lalu dia improvisasi dililit-lilit. Ide-ide kita aja,” kata Yurel.
Adapun kasus ini mendapat penilaian dari pakar psikolog Dr Rose Mini atau yang biasa dipanggil Bunda Romi. Dalam pandangannya merujuk pada adegan intim tersebut, ada indikasi dugaan penyakit yang dinamakan Sadomasokisme (melakukan seks dengan kekerasan). Namun untuk membuktikan hal itu, perlu adanya observasi terlebih dahulu yang melibatkan keduanya.
“Sadomasokisme penyakitnya. Tapi perlu diobservasi selama lima bulan dulu untuk membuktikan mereka mengidap seperti itu atau tidak. Karena menurut pengakuannya kan hanya iseng belaka dan buat punya-punyaan,” ujar Bunda Romi.
Sadomasokisme merupakan gabungan dua penyakit psikologis Sadisme dan Masokisme. “Kalau sadisme itu dasarnya senang menyakiti dan kalau masokisme itu yang menerima kesakitan namun tidak masalah atau dengan kata lain senang disakiti,” terang Bunda Romi.
Menurut pandangan psikologis, pemakaian seragam PNS Rinada itu kerap terjadi untuk pemenuhan hasrat seksual dari salah satu atau kedua belah pihak. “Iya ada yang berfantasi seperti itu. Ada lagi yang satunya dijadikan algojo, ada satu lagi jadi tahanan. Itu fantasi. Kalau fantasinya tersalurkan bisa me­muaskan,” jelas Bunda Romi. (rmo/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar