Jakarta– Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Pancasila Anti Korupsi
Provinsi Papua ( KONPAK-PAPUA) Detius Yoman meminta kapolda Papua Uuntuk
mempercepat penanganan kasus dugaan korupsi di kabupaten Lanny Jaya TA 2013
senilai Rp 16,764.400.000.00,Milyard
Foto Yang Ada
Tunjuk Ini Barang Bukti SP2D Kab. Lanny Jaya
“Kami berharap bapak kapolda Papua secepatnya mengusut
Korupsi Lanny Jaya secara tuntas. Soal laporan polisi, kami sudah buat laporan
polisi 13 Maret 2013 dan sementara sudah ditangani oleh penyidik Dir Reskrimsus
Polda Papua dan penyidik sudah melayangkan surat sebanyak 2 kali kepada oknom
kepala dinas keuangan Petrus Wakerkwa dan saudara Selianus Wakur bendahara
pengeluaran. Namun kedua oknum tidak mengindahkan panggilan polisi, sifat
melawan hukum ini harus sadar atas kesalahannya, jangan lempar batu sembunyi
tangan. Saya tahu 2 orang tersebut sebagai saksi ahli mengenai
pengeluaran dana Rp 16 miliar,” kata Detius kemarin di Waena, Kota
Jayapura.
Menurut Detius, terjadi pencairan dana dengan nilai besar ini dianggap
sangat tidak wajar. Pada 1 Januri 2013, kata dia, terjadi
pencairkan melalui bendahara pengeluaran DPPKAD atas nama Selianus Wakur,
SE dengan nomor rekening 704211006000016 Bank BPD Papua Cabang Tiom.
“Berikut ket/perincian, Pencairan Pertama (18/1/2013) sebesar Rp.
9,275,000.000,00. Pencairan Kedua (21/1/2013) sebesar Rp. 1,874,400,000.00.
Pencairan Ketiga (23/3/2013) sebesar Rp. 1,000,000,000.00. Pencairan Keempat
(23/1/2013) sebesar Rp.715,000,000.00. Pencairan Kelima (25/1/2013 sebesar
Rp.2,400,000,000,00. Pencairan Keenam (25/1/2013) sebesar Rp. 500,000,000,00.
Dan pencairan Ketujuh (13/2/2013) sebesar Rp.1,000,000,00,” urai Detius.
“Sesuai data pencairan dana terdapat di SP2D kami laporkan Dir
Reskrimsus Polda Papua, soal dugaan korupsi dana hibah TA 2013, seluruh
masyarakat Lanny Jaya terkejut dan heran karena pencairan, pengeluaran dana
tidak sesuai dengan realisasi kegiatan di lapangan, dimana 18 Januari 2013,
KNPI Lanny Jaya tidak pernah melakukan kegiatan-kegiatan kepemudaan tapi kok
ada bantuan dana belanja hibah KNPI Rp 250 juta,` sedangkan belanja hibah
operasional kampung sebesar Rp. 250 juta dinilai kurang volume dana karena
operasional kampung biasa diterima per kepala kampung Rp 100 juta namun
dibayarkan hanya Rp 25 juta saja. kedua belanja fasilitator keamanan sebesar
Rp. 2.500.000.000 ,bantuan kepada keamanan ini tidak jelas, apakah bantuan
untuk keamanan untuk TNI atau Polisi dan aparat keamanan yang ada di lanny jaya
ada 3 keamanan yakni : TNI Pasukan ,Koramil , brimob dari kelapa gadi Jakarta
dan kapolsek bantuan keamanan tidak jelas,” jelasnya.
Yoman menilai, pencarian dana sebanyak Rp 16,764,400,000.00 tidak wajar
pada Januri 2013, sebab, aktivitas di wilayah itu belum normal karena masih
nuansa tahun baru.
“Dan momen pilgub Papua jadi orang-orang pada sibuk semua dan saya ada
di lanny jaya tapi saya tidak melihat aktivitas pemerintahan ,kecurigaan
terjadi karena pembayaran operasional kepala kampung di kediaman bupat sendirii
. jumlah yang harus terima per kepala kampung Rp. 100,000,000.00 namun yang di
bayar hanya Rp. 25 juta per kampung sedangkan sisanya Rp 75 juta dibayarkan
setelah pemiliha gubernur provinsi Papua, dilihat dari pembayaran operasional
kampung separuh 25 sebagai uang pelicing dan 75 juta di tahan sebagai
jaminan suara. Kata bupati Befa Jigibalom kepada kepala –kepala bahwa
dana Rp 75 juta akan dibayarkan setelah pemilihan gubernur dan saat tahan sebagai
jaminan suara pilkada gubernur pada tanggal 29 janoari 2013 baru di
bayarkan kata bupati befa jigibalom di kediamannya sendiri,” jelasnya.
Hingga berita ini ditulis, bupati Lanny Jaya belum dimintai konfirmasi.
(b/tm/r5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar